SMK Negeri I Paloh Gagas Motor Bahan bakar Gas/LPG


Motor bahan bakar gas SMK Negeri I Paloh
HAKIM
Dua siswa SMK Negeri I Paloh, Joni Iskandar dan Rudi Harianto menunjukkan hasil karya mereka
SAMBAS Joni Iskandar dan Rudi Harianto, siswa SMK Negeri I Paloh berhasil menggagas sepeda motor berbahan bakar gas (BBG). Keberhasilan ini tak lepas dari arahan tiga guru yaitu Djohana, Wahyudi, dan Suandi.

Salah satu guru pembimbing kedua siswa tersebut, Djohana, mengatakan sebagai guru praktik dan paling senior di sekolahnya mereka tertantang untuk membimbing siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan berusaha menciptakan sesuatu yang baru di sekolah.

“Mereka berdua sangat luar biasa, membuat kita sangat tertantang
untuk membimbing mereka. Referensinya mereka unduh di internet, karena sepeda motor yang menggunakan bahan bakar gas harus menggunakan karburator khusus yang dibuat oleh pabrik. Namun dengan keterbatasan peralatan, kita menggunakan karburator sepeda motor yang ada saat ini,” ujar Djohana, kepada wartawan, Selasa (1/4).
Djohana menceritakan, mereka meneliti, mempelajari, dan menguji coba bahan yang ada. Sehingga karburator yang ada di pasaran bisa digunakan untuk bahan bakar gas. Setelah mereka berusaha bekerja pagi-sore selama kurang-lebih seminggu, maka pada Kamis (26/4) lalu sepeda motor BBG berhasil diciptakan dan bisa langsung dikendarai.
“Dalam praktik uji coba, mereka menggunakan sepeda motor bekas yang sudah tidak lagi digunakan oleh warga. Dengan kata lain sepeda motor tua alias motor butut,” ucapnya bangga.
Menurut Djohana, sepeda motor yang menggunakan BBG jauh lebih irit dibandingkan berbahan bakar bensin. Berdasarkan literatur yang mereka unduh dari internet, bahwa setiap 1,4 kilogram gas bisa menempuh jarak kurang-lebih 120 kilometer.
Jarak tempuh dan kebutuhan bahan bakar tersebut menunjukkan jauh lebih murah dibandingkan sepeda motor yang menggunakan bahan bakar bensin, yang rata-rata menggunakan 3 atau 4 liter untuk jarak yang sama. “Karya yang mereka lakukan tetap kita dukung. Kita akan tingkatkan lagi untuk bahan bakar mobil,” terangnya.
Mobil menjadi target berikutnya, karena seperti yang kita ketahui, papar Djohana, pemerintah akan menerapkan peraturan terhadap mobil 1.500 cc ke atas tidak diperbolehkan lagi menggunakan bahan bakar bensin, tetapi wajib menggunakan Pertamax.
Hasil karya dua siswa ini, jelasnya, tentu bisa memberikan solusi dan membantu masyarakat dan pemerintah. “Sehingga krisis energi dapat teratasi,” ujarnya.
Djohana menambahkan, penggunaan gas untuk bahan bakar motor tidak perlu dikhawatirkan. Karena sistem selang yang digunakan pada motor berbeda dengan yang digunakan di rumah. Kalau di rumah, gas rata-rata disimpan di tempat tertutup dengan api yang terbuka di kompor, sehingga sangat mudah terbakar atau meledak. Sedangkan pada sepeda motor, selang gas selalu terbuka dan secara otomatis tertiup angin saat berkendaraan.
“Maka jika terjadi kebocoran tidak sempat disulut api. Apalagi sistem pengapian pada mesin tertutup sangat rapat dan tidak pernah apinya keluar,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri I Paloh Mulyadi MPd mengaku bangga dan senang dengan hasil yang dicapai siswanya. “Usaha mereka sudah sangat maksimal. Maka kita akan memberikan motivasi dan memfasilitasi apa yang mereka perlukan. Sehingga ke depan, sekolah ini betul-betul dapat membekali siswanya untuk memiliki kompetensi yang andal di bidangnya,” tegasnya.
Ia berharap kedua siswa tersebut nantinya memiliki jiwa kewirausahaan dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Itulah tujuan pendidikan di SMK,” ujarnya. (hak)

sumber harian equator

No comments:

Post a Comment

KOMENTAR ANDA AKAN SANGAT KAMI HARGAI
MAKA BERKOMENTARLAH DEMI KEMAJUAN BLOG INI