Kumpulkan Saksi Ungkap Pembunuhan Susan
Warga melakukan pencarian Eti Susanti di dalam hutan sebelum ditemukan menjadi mayat
SAMBAS – Jajaran Polres Sambas masih mencari paman Najira, 13, korban pembunuhan di pinggir jalan setapak, Dusun Sungai Dungun, menuju Desa Semperiuk B, Jawai Selatan, Rabu (11/1) lalu.
“Berdasarkan hasil penyelidikan, sebelum ditemukan tewas, Najira pergi bersama pamannya,” ungkap Kapolres Sambas AKBP Pahala HM Panjaitan, Jumat (13/1).
Sedangkan pengungkapan kasus pembunuhan Eti Susanti yang akrab disapa Susan, 19, jajaran Polres Sambas masih meminta keterangan saksi. Ada sembilan saksi yang dimintai keterangan, termasuk pacar, ayah korban, atau orang terakhir kali yang melihat korban.
“Kita masih melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan kedua gadis ini,” papar Pahala.
Jajaran Polres Sambas masih mencari petunjuk di lapangan untuk mengungkap tewasnya Najira dan Susan. Apalagi terlihat ada tanda-tanda kekerasan terhadap kedua korban.
“Ini merupakan kasus awal tahun 2012 bagi Polres Sambas. Petunjuk akan kelihatan dari hasil autopsi. Kita akan terus melakukan koordinasi dengan Dokkes Polda Kalbar menyikapi setiap perkembangan, sehingga memudahkan kita melakukan penyidikan,” ungkapnya.
Dikatakan Pahala, jajarannya masih menunggu hasil autopsi mayat Najira dan Susan. Butuh waktu dua minggu atau lebih untuk mengetahui hasilnya secara pasti. “Kalau secara lisan belum kita dapatkan, karena kita khawatir apa yang kita sampaikan melenceng dari hasil autopsi dari Dokkes Polda Kalbar, “ujarnya.
Kapolres Sambas sudah membentuk tim untuk menangkap pelaku pembunuhan Najira, warga Dusun Sabaran Sungai, Kecamatan Jawai Selatan dan Eti Susanti, 19, pelajar SMKN 1 Teluk Keramat.
“Kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan Najira dan Susan,” kata Kapolres.
Tim khusus yang dibentuk, gabungan dari Reskrim dan Intel. Tim dibagi dua, menangani tewasnya Najira dan mengungkap kasus pembunuhan Susan. “Upaya yang telah kita lakukan, meminta keterangan dari masyarakat yang mengenal dan mengetahui terakhir korban bertemu dengan siapa. Tetapi ini masih dalam proses,” jelas Pahala.
Pahala mengimbau kepada orang tua atau masyarakat Kabupaten Sambas dapat menjadikan kasus ini sebagai pelajaran. “Awasilah setiap gerak-gerik pergaulan anak. Jangan biarkan anak kita, apalagi perempuan bebas hingga malam hari. Ini disampaikan agar tidak terjadi kembali hal-hal seperti ini. Apabila sudah terjadi seperti ini, kita sendiri yang susah,” ungkapnya. (edo)
sumber harian equator
No comments:
Post a Comment
KOMENTAR ANDA AKAN SANGAT KAMI HARGAI
MAKA BERKOMENTARLAH DEMI KEMAJUAN BLOG INI